Bismillah, semoga menjadi kontemplasi
bagi kita semua.
Di lingkungan Pengabdian yang saya
tempati para penduduk umumnya bermata pencarian sebagai pembuat besek (kerajinan
dari bambu). Harga 1 besek 500 rupiah, jadi 40 besek seharga 20.000 rupiah.
Faktanya, saya beberapa waktu ini belajar membuat besek tapi sungguh membuat
kepala "paniang", satu pun belum jadi. Banyak rumus yang harus
digunakan untuk membuat
besek. Seiring dengan kenaikan harga BBM dari tahun ke tahun, harga besek tidak
turut mengalami kenaikan yang dignifikan. Sehingga masyarakat perlu melakukan
kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga agar dapur tetap mengepul.
Hal ini membuat saya semakin bersyukur
atas kemampuan yang Allah SWT berikan ke saya dalam bidang kepenulisan. Dalam
sekali waktu tulisan saya yang dimuat media bisa berlipat-lipat kali honornya
dari harga besek tadi.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Berdasarkan fakta-fakta tersebut serta analisis sosial yang saya lakukan, akhirnya kami tim KKN-PPM SLM15 Subunit Mergan sepakat untuk membuat program Pembinaan Inovasi Kerajinan Anyaman Bambu di Dusun Mergan dengan Kelompok Percontohan.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" Berdasarkan fakta-fakta tersebut serta analisis sosial yang saya lakukan, akhirnya kami tim KKN-PPM SLM15 Subunit Mergan sepakat untuk membuat program Pembinaan Inovasi Kerajinan Anyaman Bambu di Dusun Mergan dengan Kelompok Percontohan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas masyarakat di Dusun Mergan dalam memanfaatkan sumber daya alam
berupa bambu. Peningkatan kreativitas ini yang kemudian diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dari segi ekonomi. Dalam pelatihan ini, kami
mendatangkan pelatih dari Dusun Brajan Desa Sendangagung yaitu Bapak Trianto
yang memang ahli di bidang inovasi bambu. Selain Bapak Trianto kami juga
mendatangkan pelatih dari Dusun Mergan yaitu Bu Sumiati dan Bapak Wanto.
Meskipun di Dusun Mergan terdapat beberapa orang yang sudah bisa menginovasi
kerajinan anyaman bambu akan tetapi keahlian keduanya belum mampu ditularkan
kepada masyarakat Mergan.
Melalui program ini, diharapkan
masyarakat dapat mengoptimalkan modal yang mereka pakai dalam memproduksi kerajinan
anyaman bambu. Dari modal 15.000 untuk pembelian 1 bambu yang mengahsilkan 40
besek yang berarti senilai uang 20.000 dengan pelatihan ini diharapakan
masyarakat dapat menghasilkan uang lebih. Sekilas catatan perjalanan di tanah
pengabdian yang bisa saya bagi. Silakan ikuti catatan berikutnya.
Silakan bagi rekan-rekan yang ingin berbagi nasihat serta solusi terhadap perekonomian di lingkuang pengabdian saya, monggo.
Silakan bagi rekan-rekan yang ingin berbagi nasihat serta solusi terhadap perekonomian di lingkuang pengabdian saya, monggo.
Dusun Mergan Desa Sendangmulyo, Sabtu 6
Juli 2013
(Dama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar