Antusias
warga dalam berlatih karawitan memang sangat besar, namun hanya kalangan tua
saja yang tertarik dengan warisan budaya asli Indonesia tersebut. Kebanyakan
dari kalangan muda lebih beranggapan bahwa karawitan adalah “hiburannya orang
tua” namun ada secercah harapan bahwa kelak ketika tiba saatnya maka mereka
juga akan bermain karawitan juga. Kelompok karawitan Kwayuhan yang diketuai
oleh bapak Slamet ini berlatih setiap hari Selasa dan Jumat malam di rumah
kosong yang ditinggal oleh penghuninya. Namun semangat para pemain karawitan
tersebut membuat mereka sering berlatih diluar jadwal latihan yang ditentukan.
Hal itu menjadi sangat menarik ketika hampir setiap malam terdengar alunan
musik jawa di setiap sudut Dusun Kwayuhan.
Tim
KKN sub-unit Kwayuhan juga memprogramkan untuk melakukan pendampingan dengan
kelompok karawitan tersebut. Di akhir waktu latihan tim kkn juga mencoba untuk
ikut latihan bermain musik yang menjadi kesenian daerah Jawa tersebut. Antusias
kami disambut hangat dan penuh semangat oleh anggota karawitan. Berbagai alat
kami coba dan ternyata ada kenikmatan tersendiri ketika kami bisa mengikuti
alunan musik yang hampir semuanya adalah alat musik pukul tersebut. Keakraban
dan keceriaan pun tercipta antara kami dan warga kelompok karawitan hingga
tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
Dikala kebanyakan orang mulai
melupakan peninggalan daerah sendiri dan lebih memilih menyukai musik yang
dikata orang “modern dan gaul” , secercah semangat dan rasa cinta yang tulus
akan warisan budaya yang luhur oleh para pemain karawitan di Dusun Kwayuhan
mengingatkan kami akan satu hal bahwa tidak perlu memaksakan orang untuk
mecintai sesuatu namun contohkanlah dengan sedikit cinta yang tulus akan sesuatu
tersebut maka kekuatannya akan melebihi paksaan. Hidup terus kelompok Karawitan
warga Dusun Kwayuhan, banyak hikmah yang kami dapatkan dari semangat dan
kecintaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar